Metro Mini, Perlintasan Kereta, dan Arti Kesabaran

source: detik.com

Belum lama matahari menyingsing fajar di hari minggu yang cerah. Riuh suara tabrakan dan tangisan menyeruak di PJL 5 Stasiun Angke. Kecelakaan terjadi pukul 8.48 melibatkan sebuah Metro Mini bernomor polisi B 7760 FD di tabrak oleh KRL Commuter Line tujuan Bogor dengan no. pemberangkatan 1528. Tabrakan ini menewaskan 13 orang penumpang.

Ini bukanlah kejadian yang pertama kali terjadi. Sudah seringkali terjadi dan bahkan terus terjadi hingga memakan korban jiwa dalam jumlah yang tak sedikit. Sebut saja yang terparah adalah tabrakan antara KRL dan truk tangki Pertamina yang akan menginjak tahun kedua insiden itu terjadi. 

Keinginan untuk sampai tujuan dengan cepat menjadi nyanyian lama para pengendara untuk menerobos palang pintu perlintasan, toh menunggu di perllintasan pun tak sampai 10 menit. Nyawa pun dipertaruhkan atas nama ketepatan waktu. Sayangnya insiden seperti ini tak hanya terjadi di perlintasan tak resmi, namun juga seringkali terjadi di perlintasan resmi. Dan kalau ketepatan waktu menjadi alasan anda menerobos palang pintu, lalu kenapa anda tidak berangkat lebih pagi?

Sudah puluhan kali sosialisasi tentang perlunya tertib ketika menyebrang di perlintasan kereta api, baik oleh Pt. Kereta Api Indonesia sendiri maupun dari komunitas-komunitas railfans seperti Komuter, Edan Sepur, dan IRPS. Namun tak satupun sosialisasi itu mengubah mental pengendara yang memang sudah biasa melanggar.

source: okezone.com

Ya, mau bagaimana lagi? Toh kita sudah berusaha semampu kita untuk menyadarkan mereka tentang arti penting kesabaran untuk menunggu di perlintasan kereta api. Lagipula kan yang bisa mengubah pribadi seseorang hanya orang itu sendiri. Tinggal kembali pada diri masing-masing, mau kah anda bersabar dan mengikhlaskan waktu beberapa menit anda menunggu di perlintasan kereta atau anda mau masuk dalam daftar nama panjang korban mati konyol akibat menerobos perlintasan kereta? Silahkan anda jawab sendiri.

Bayu Tri Sulistyo | RE Digest