Rangkaian KRDE Vivarail Terbakar Saat Ujicoba di Inggris

Rangkaian KRDE milik Vivarail yang terbakar saat tengah diujicoba
Twitter @Fradgie

[31/12/16]. Sebuah rangkaian KRDE baru milik perusahaan operator kereta api swasta Inggris, Vivarail, terbakar saat tengah menjalani uji coba di Kenilworth, Warwickshire, Inggris. Kebakaran menimpa rangkaian KRDE dengan nomor seri 230-001 pada Jumat (30/12) kemarin sekitar pukul 13.12 waktu Inggris atau sekitar pukul 20.12 Waktu Indonesia Barat.

Asap hitam mengepul dari bagian bawah kereta pertama yang merupakan tempat di mana mesin diesel pembangkit listrik berada. Petugas Pemadam Kebakaran Kota Warwickshire diturunkan untuk menjinakan api agar tidak merembet ke bagian kereta yang lainnya. Api berhasil dijinakkan 1,5 jam kemudian. 

Kondisi rangkaian kereta setelah api berhasil dipadamkan
Conventry Telegraph

10 orang staff Vivarail yang ikut dalam uji coba ini dievakuasi keluar kereta. Beruntung tidak ada korban luka dalam peristiwa kebakaran ini. Akibat kebakaran ini, perjalanan kereta api dari Coventry hingga Leamington termasuk perjalanan kereta api Manchester-Bournemouth terpaksa dihentikan selama 4 jam guna mengevakuasi bangkai kereta yang terbakar. Pukul 17.14 waktu Inggris atau sekitar pukul 00.14 Waktu Indonesia Barat perjalanan kereta api kembali nornal.

Rangkaian KRDE 230-001 ini sendiri sebenarnya bukanlah rangkaian kereta baru. Rangkaian ini merupakan hasih modifikasi dari KRL seri D78 milik London Underground yang pertama kali beroperasi pada 1980. Rangkaian ini mulai dimodifikasi pada April 2015 lalu dan selesai serta menjalani uji coba pertamanya pada Agustus 2015.

Rangkaian KRDE seri 230 001 milik Vivarail yang terbakar
The Railway Magazine

Satu set KRDE ini terdiri atas 3 kereta. Rangkaian KRDE 230-001 ini sendiri terbakar saat tengah menjalani uji coba lintas yang dilakukan selama 12 bulan sebelum beroperasi untuk umum pada Februari 2017 mendatang. Penyebab pasti kebakaran saat ini masih dalam proses investigasi oleh pihak Vivarail dan pihak berwenang.  

RE Digest | Bayu Tri Sulistyo

Conventry Telegraph

BBC

rail.co.uk

PT KAI akan Menambah 438 Unit Kereta Penumpang pada 2017

Kereta api Cirebon Express yang menggunakan rangkaian K3 2016

[30/12/16]. PT KAI saat ini tengah melakukan revitalisasi armada besar-besaran guna mengganti dan meremajakan armada kereta yang sudah mulai usang dan telah memasuki masa pensiun. Oleh karea itu PT KAI berencana akan membeli 438 unit kereta penumpang baru untuk memperbaharui armada yang sudah ada serta menambah jumlah armada kereta.

Dilansir dari Liputan6.com, Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan bahwa  

rencana pembelian armada kereta penumpang baru tersebut sudah masuk ke dalam anggaran belanja perusahaan tahun 2017 sebesar Rp 7,5 triliun. Dia juga mengatakan bahwa perkiraan harga 1 unit keretanya berkisar Rp 5 miliar dan semuanya merupakan buatan PT INKA Madiun.

K1 2016 saat masih berada di PT INKA Madiun
Kereta Api Kita

Didiek juga mengatakan pembelian armada kereta buatan PT INKA Madiun ini merupakan bentuk sinergi antar BUMN. Pembelian 438 unit kereta penumpang baru ini merupakan bagian dari rencana pembelian 1000 unit kereta penumpang untuk mengganti 882 unit kereta penumpang yang sudah uzur, termasuk mengganti rangkaian kereta kelas bisnis.

baca juga: Kereta Api Kelas Bisnis akan Dihapuskan

Didiek juga mengatakan rencananya sebelum Lebaran 2017 nantinya akan ada 7 set atau 70 unit kereta penumpang baru yang beroperasi di mana 1 setnya terdiri atas 10 kereta. Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan pada tahun ini KAI menargetkan untuk mengangkut 327 juta penumpang. Sedangkan pada tahun 2017 mendatang, Edi menargetkan PT KAI dapat mengangkut hingga 441 juta penumpang.

RE Digest | Bayu Tri Sulistyo

 

Pola Pemerjalanan KRL Nambo Diubah, Ini Perubahannya

KRL Commuter Line Nambo-Duri 

[29/12] - Sudah setahun lebih KRL Nambo-Duri beroperasi. Rute yang sehari-harinya ramai oleh warga Cibinong ini ternyata memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Awalnya, penumpang di jalur ini tidak terlalu banyak, namun kian hari kian banyak sehingga kini KRL Nambo dari awal berangkat pun sudah padat oleh penumpang.

Pemerjalanan KRL Nambo yang dukungan sarananya diubah menjadi 10 kereta

Karena peningkatan jumlah penumpang tersebut, mulai esok hari KRL Nambo yang sebelumnya menggunakan rangkaian formasi 8 kereta, dukungan sarananya diganti dengan rangkaian formasi 10 kereta. Diharapkan dengan perubahan formasi rangkaian ini, akan makin banyak penumpang yang terangkut dari Nambo dan Cibinong menuju ke destinasi lain di Jabodetabek.

Pemerjalanan tambahan KRL Nambo

Selain itu, mulai esok hari dibuka pula pemerjalanan baru yang masih bersifat sebagai pemerjalanan luar biasa, yang berjalan di pagi hari. Ada total 4 perjalanan baru yang dibuka, dengan rincian 2 kali perjalanan KLB Depok-Nambo dan 2 kali perjalanan KLB Nambo-Depok. KLB ini tentunya dapat menjadi pilihan alternatif bagi warga Nambo dan Cibinong yang mungkin ingin berangkat lebih pagi menuju tempat beraktivitas.

Dengan perubahan pada lintas Nambo ini, maka jumlah rangkaian formasi 10 kereta yang beredar di Jabodetabek kembali menjadi 29 rangkaian, dari total armada 32 rangkaian formasi 10 kereta. Sedangkan jumlah total rangkaian formasi 8 kereta yang beredar di Jabodetabek menjadi 28 rangkaian.

RED | MPSCLFJRN

Jalur Kereta Cepat Terpanjang Kedua di Dunia Resmi Beroperasi di Tiongkok

Orang-orang dengan pakaian tradisional sejumlah wilayah di Tiongkok saat melepas keberangkatan kereta cepat Kunming-Shanghai
Railway Gazette

[29/12/16]. Tiongkok saat ini tengah berusaha untuk menghubungkan wilayah-wilayahnya menggunakan kereta cepat. Ratusan ribu kilometer jalur kereta cepat membentang di segala penjuru Negeri Naga Merah ini. Tak heran jika Tiongkok saat ini dinobatkan sebagai raja kereta cepat di seluruh dunia menggeser Jepang dan Prancis dari takhtanya.

Baru-baru ini, Tiongkok memecahkan rekor di mana mereka meresmikan jalur kereta cepat terpanjang kedua di dunia. Ya jalur kereta cepat Kunming-Shanghai ini merupakan jalur kereta cepat terpanjang kedua di dunia dengan panjang total 2.264 kilometer yang menghubungkan wilayah barat dan timur Tiongkok. Jalur kereta cepat ini resmi beroperasi pada Rabu (28/12) kemarin.

Peresmian jalur ini dilakukan di Stasiun Kereta Cepat Kunming yang berada di Provinsi Yunnan. Beroperasinya jalur ini ditandai dengan diberangkatkannya perjalanan kereta cepat perdana dari Kunming menuju Shanghai. 

China's done it again! DETAILS: https://on.rt.com/7z1x
Dikirim oleh RT Play pada 28 Desember 2016

Jalur kereta cepat ini menghubungkan Ibukota Provinsi Yunnan, Kunming, yang berada di barat daya Tiongkok dengan Kota Shanghai yang berada di timur Tiongkok. Jalur ini membentang sejauh 2.264 kilometer dan melintasi lima provinsi yang diantaranya adalah Zhejiang, Jiangxi, Giuzhou, Hunan, dan Yunnan.

Dengan batas kecepatan jalur mencapai 350 km/jam, dibukanya jalur kereta cepat ini maka dapat mempercepat waktu tempuh dari Shanghai ke Kunming dari yang sebelumnya ditempuh selama 34 jam menjadi 11 jam saja. Jalur kereta cepat Kunming-Shanghai ini sendiri mulai dibangun pada 2006 yang dibagi ke dalam 8 fase selama 10 tahun lamanya.

Jalur Kunming-Shanghai ini resmi menduduki posisi kedua jalur kereta cepat terpanjang di dunia setelah menggeser posisi jalur Shanghai-Wuhan-Chengdu yang juga berada di Tiongkok dengan panjang total 1.814 kilometer ke posisi tiga. Sedangkan posisi pertama masih dipegang oleh jalur Beijing-Guangzhou yang juga ada di Tiongkokdengan panjang total 2.298 kilometer.


RE Digest | Bayu Tri Sulistyo
Russian Today
Railway Gazette
Railway Technology

Kecelakaan Tunggal Kereta Api di Uttar Pradesh, 44 Orang Luka-Luka

Dua kereta yang terjatuh ke kanal
ANI UP

[28/12/16]. Kecelakaan kereta api kembali terjadi di wilayah Uttar Pradesh. Kali ini kecelakaan menimpa perjalanan kereta api Super Express Sealjadah-Ajmer pada Rabu (28/12) pagi. Dilansir dari Indian Express, lokasi kecelakaan berada di dekat Stasiun Rura, Distrik Kanpur Dehat, sebelah barat Kota Kanpur, Uttar Pradesh, India.

Sebanyak 15 kereta dari rangkaian Super Express Sealjadah-Ajmer anjlok dan terguling. Bahkan beberapa diantaranya ringsek akibat menghantam tiang penyangga LAA dan 2 kereta jatuh ke kanal. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 6 waktu India atau sekitar pukul 8 Waktu Indonesia Barat. Kecelakaan terjadi pada saat kereta melintas di atas jembatan yang melintang di atas sebuah kanal yang kering.

Kondisi kereta yang ringsek akibat menghantam tiang penyangga LAA
ANI UP

Seorang penumpang mengatakan bahwa saat kejadian dia sedang tertidur. Lalu ia terbangun karena terjadi guncangan keras di dalam kereta dan kereta mulai miring. Penumpang tersebut selamat setelah dia melompat keluar kereta lewat jendela dan dia melihat beberapa kereta anjlok dan terguling. Regu penyelamat dan tim medis diturunkan untuk mengevakuasi korban yang terjebak di dalam kereta.

Menteri Perkeretaapian India Suresh Prabu memantau secara langsung proses evakuasi oleh regu penyelamat. Setidaknya ada 40 korban luka dalam kecelakaan ini. Pihak Indian Railway sendiri belum mengonfirmasi ada tidaknya korban jiwa dalam peristiwa ini. Penyebab pasti kecelakaan masih belum diketahui secara pasti dan masih dalam proses investigasi oleh pihak berwenang.

Kecelakaan yang menumpa KA Super Express Sealjadah-Ajmer ini merupakan kecelakaan kedua yang terjadi di wilayah Uttar Pradesh dalam jangka waktu sebulan ini. Sebelumnya pada 20 November lalu, 14 kereta dari rangkaian kereta api express relasi Indore-Patna juga anjlok dan terguling di dekat Kota Kanpur, Uttar Pradesh, India. Setidaknya 120 orang tewas dalam kecelakaan ini.

baca juga: Kecelakaan Kereta Api di India, 120 Orang Tewas 

RE Digest | Bayu Tri Sulistyo

Mulai 1 Januari, Tarif Khusus Sejumlah KA Mengalami Kenaikan

Kereta Api Krakatau salah satu KA yang tarif parsialnya akan mengalami kenaikan per 1 Januari

[28/12/16]. Ada sedikit kabar buruk bagi anda pengguna kereta api jarak jauh dengan tarif khusus pada tahun baru 2017 mendatang. Mulai tanggal 1 Januari 2017 tarif khusus sejumlah kereta api jarak jauh pada sejumlah rute perjalanan mengalami kenaikan harga. Kenaikan tarif ini bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 30.000 pada setiap perjalanan kereta api. 

Namun pada beberapa kelas kereta serta rute perjalanan tarifnya cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan. Kenaikan harga ini dilakukan untuk menyesuaikan tarif khusus perjalanan kereta api. Berikut ini adalah daftar tarif khusus perjalanan kereta api pada rute tertentu sebelum dan sesudah kenaikan pada 1 Januari mendatang. 

Nama KA	relasi	Tarif sebelum	Tarif sesudah
Bima	Yogyakarta-Madiun	80.000	90.000
	Madiun-Surabaya Gubeng	80.000	90.000
	Surabaya Gubeng-Malang	50.000	60.000
Argo Wilis	Yogyakarta-Madiun	80.000	90.000
	Madiun-Surabaya Gubeng	80.000	90.000
Turangga	Yogyakarta-Madiun	80.000	90.000
	Madiun-Surabaya Gubeng	80.000	90.000
Gajayana	Yogyakarta-Madiun	80.000	90.000
Bangunkarta	Madiun-Surabaya Gubeng	80.000	90.000
Malabar	Yogyakarta-Madiun	80.000 (Ekse), 60.000 (Bis), 40.000 (Eko)	90.000 (Ekse), 70.000 (Bis), 50.000 (Eko)
	Yogyakarta-Kediri	150.000 (Ekse), 120.000 (Bis), 90.000 (Eko)	150.000 (Ekse), 120.000 (Bis), 80.000 (Eko)
Malioboro Express	Yogyakarta-Madiun	80.000 (Ekse), 50.000 (Eko)	90.000 (Ekse), 60.000 (Eko)
	Yogyakarta-Kediri	150.000 (Ekse), 70.000 (Eko)	150.000 (Ekse), 100.000 (Eko)
Mutiara Selatan	Yogyakarta-Madiun	60.000	70.000
Krakatau	Tanah Abang-Merak	30.000	50.000
	Lempuyangan-Madiun	50.000	60.000
	Lempuyangan-Kediri	70.000	100.000
Joglokerto	Yogyakarta-Solo Balapan	20.000	30.000
Tegal Bahari	Tegal-Cirebon	25.000 (Ekse), 15.000 (Eko)	30.000 (Ekse), 20.000 (Eko)

Bagi anda yang hendak melakukan perjalanan menggunakan tarif khusus pada perjalanan kereta api di atas setelah tahun baru, sebaiknya anda kembali menghitung budget yang diperlukan untuk melakukan perjalanan ke tempat tujuan anda menggunakan tarif parsial per 1 Januari 2017.

Tarif khusus ini adalah tarif perjalanan kereta api yang berlaku pada relasi tertentu dan relasi tersebut biasanya tidak dimulai dari stasiun awal keberangkatan, tidak berakhir di stasiun tujuan, atau relasi tersebut berada di tengah-tengah perjalanan. Tarif khusus biasanya diberlakukan pada rute-rute gemuk yang tidak memiliki KA lokal atau alternatif KA lokalnya hanya sedikit. 

Tiket kereta api dengan tarif khusus ini biasanya dapat dibeli di stasiun 2 jam sebelum keberangkatan kereta. Tarif khusus biasanya diberlakukan pada KA-KA komersial atau KA non-PSO 

RE Digest | Bayu Tri Sulistyo

Mengenal Rangkaian Tokyo Metro 6134F: Usia Muda, Teknologi Tua

Rangkaian 6134F memasuki Stasiun Jatinegara

Mungkin telah usai pengadaan KRL Tokyo Metro 6000 di tahun 2016, dan sekarang kita tinggal menunggu, dan berharap-harap cemas akan rangkaian dari seri yang sama yang mana akan kembali datang pada tahun depan. Dengan begitu, mulai tahun depan Indonesia akan memiliki 25 rangkaian KRL seri 6000 Metro, yang terdiri dari 13 rangkaian berpropulsi AVF Chopper (11 aktif, 2 dirucat) dan 12 rangkaian berpropulsi VVVF.

Di antara 13 rangkaian AVF Chopper tersebut, ada satu rangkaian yang sangat mencolok dan sangat berbeda apabila dibandingkan dengan rangkaian lainnya. Adalah 6134F, yang merupakan rangkaian buatan tahun 1988 bersama dengan 6133F, yang merupakan rangkaian yang cukup muda namun masih memiliki propulsi tua (jika dibandingkan dengan 6131F yang lebih tua 3 tahun, dan bahkan sang nenek 6101F yang terpaut 19 tahun). Bahkan sebenarnya, 6134F adalah rangkaian termuda dari seri 6000 yang masih aktif karena rangkaian 6135F, rangkaian terakhir dari seri 6000 buatan 1990 sudah lebih dahulu diakhiri kehidupannya pada tahun 2011 di Jepang.

Tidak hanya propulsinya saja yang tua, lihat saja displaynya yang masih menggunakan sistem roller blind, seperti halnya rangkaian 6123F, 6125F, 6126F, 6127F, dan 6133F. Menariknya lagi, formasinya sebenarnya memiliki urutan yang sama dengan formasi 6000 VVVF 3 tahap yang sudah ada 5 rangkaian di sini. Hanya saja karena pada saat kedatangannya akhir tahun 2012 lalu rangkaian ini belum siap beroperasi 10 kereta, maka rangkaian ini hanya berjalan 8 kereta saja.

Makin penasaran dengan 6134F? Simak terus saja artikel berikut ini.

Awal kehidupan

Rangkaian 6134F di masa TRTA dengan formasi aslinya (Express0201)

Pada tahun 1988, dengan peningkatan kebutuhan rangkaian di lintas TRTA (Sekarang Tokyo Metro) Chiyoda, maka dipesanlah dua lagi rangkaian KRL dari Kinki Sharyo untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga lahirlah rangkaian KRL seri 6000 angkatan ke-6, yaitu 6133F dan 6134F.

Mengingat tahun pembuatannya yang sudah terpaut amat jauh dibanding leluhurnya, maka rangkaian angkatan ke-6 ini sudah mempunyai banyak perubahan. Dari segi teknis, rangkaian ini memang menggunakan sistem AVF Chopper yang sama dengan rangkaian KRL seri 6000 dalam keadaan aslinya, serta sistem transmisi kelistrikan rangkaiannya menggunakan konverter DC-DC. Akan tetapi, kereta 6100 pada 6133F dan 6134F sudah dibuat tidak mempunyai pantograf, tidak seperti pada 6101F-6132F. Kedua rangkaian ini juga sudah dilengkapi sistem pendingin udara yang dari awal dibuat di pabrik dengan daya 330 kW, tidak seperti rangkaian pendahulunya yang pendingin udaranya adalah hasil retrofit, meskipun sistem blower AC Mitsubishi Linedelier (atau dengan plesetan mudahnya, Lenjer) seperti ini memang sudah ada sejak rangkaian 6122F.

Interior rangkaian 6134F di Indonesia. Sejak dari Jepang hingga hari ini, konfigurasinya tidak banyak berubah

Dari segi eksterior, perubahan paling mencolok adalah tidak adanya bekas tempat pantograf pada kereta 6100, dan bentuk atapnya lebih melengkung, seperti pada rangkaian angkatan ke-5 (6129F-6132F) serta kaca jendelanya dibuat panel tunggal berukuran besar dari awal, bukan merupakan modifikasi. Pintunya juga sudah dibuat seperti pada KRL Tokyo Metro 7000 angkatan 1983 dan lebih muda yang menggunakan kaca pintu berukuran besar, dan tentu saja display penunjuk rute yang masih menggunakan tipe roller blind. Dari segi interior, rangkaian ini memiliki lapisan panel veneer dinding persambungan dan pembatas kursi berwarna hijau pudar.

Selain itu, seperti pada rangkaian seri 6000 yang lain, rangkaian ini pada awalnya menggunakan pelapis kursi berwarna merah untuk kursi biasa dan warna biru untuk kursi prioritas. Akan tetapi, tidak seperti rangkaian lain dan seperti 6126F, rangkaian 6134F tidak pernah mengalami penggantian warna pelapis kursi dan sampai akhir dinas di Jepang menggunakan kursi berwarna merah-biru.

Kursi prioritas pada rangkaian 6134F

Kursi biasa pada rangkaian 6134F

Stamformasi awal rangkaian 6134F di Jepang adalah sebagai berikut:

Stamformasi asli rangkaian 6134F

Tidak seperti rangkaian seri 6000 angkatan awal yang semuanya telah mengalami peremajaan B-refurbishment, karena pada saat B-refurbishment gelombang pertama usianya masih sangat muda, rangkaian ini tidak mengikuti peremajaan gelombang ini, namun pada saat rangkaian angkatan lanjut (6122-6135F) mulai dilakukan B-refurbishment antara tahun 2004-2007, rangkaian ini keburu tidak mendapat giliran karena setelah proses peremajaan terakhir yaitu pada rangkaian 6122F, rencana untuk menggantikan KRL Tokyo Metro seri 6000 dengan seri 16000 telah muncul, sehingga tidak ada lagi peremajaan yang dilakukan pada rangkaian seri 6000 yang belum mendapat giliran.

Akibatnya, rangkaian 6134F tidak pernah mendapatkan peremajaan, sehingga konfigurasi asli dari awal dibuat tahun 1988 masih tampak, paling mencolok terutama pada display penunjuk tujuan yang masih menggunakan roller blind dan interior yang menggunakan veneer aslinya. Selain itu, karena tidak mendapatkan peremajaan, maka tidak ada ruang kursi roda pada rangkaian ini, yang baru mulai disediakan pada saat peremajaan rangkaian seri 6000. Selain itu, pegangan tangan bagian tengah juga bentuknya tidak diubah seperti rangkaian yang telah diremajakan sehingga tidak ada hand strap seperti pada rangkaian VVVF ataupun rangkaian Chopper yang telah diremajakan.

Meskipun demikian, karena suatu dan lain hal, pada tahun 2007 formasi rangkaian ini diatur ulang oleh Tokyo Metro sehingga mengikuti formasi rangkaian angkatan awal yang telah diremajakan menggunakan traksi VVVF 6M4T dengan formasi berikut:

Formasi rangkaian 6134F setelah pengaturan ulang oleh Tokyo Metro

Sebuah ironi memang karena rekan-rekan sepantarannya yang sudah diremajakan justru formasinya tidak diatur ulang karena menggunakan sistem VVVF 5M5T yang lebih modern yang memungkinkan distribusi daya yang lebih optimal tanpa harus mengatur ulang formasi.

Keadaan terakhir rangkaian 6134F ketika di Jepang (KeYo 71)

Rangkaian ini berdinas di Tokyo Metro hingga akhir 2012, ketika jumlah rangkaian seri 16000 telah mencukupi untuk menggantikan rangkaian seri 6000. Rangkaian ini dipensiunkan pada tanggal 27 Agustus 2012, dan dikirimkan ke Indonesia sendirian, tidak berbarengan rangkaian lain.

Di Indonesia

Tokyo Metro 6134F ketika baru berdinas di Indonesia (Kriesnandi Septian Noor)

Setelah perjalanan panjang, rangkaian ini tiba pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2012 di Jakarta. Akibat penuhnya Balai Yasa Manggarai, rangkaian ini bersama dengan rangkaian-rangkaian lain yang tiba tidak terpaut jauh harus menginap sementara waktu di Stasiun Tanjung Priok sebelum kemudian dapat ditarik ke Balai Yasa Manggarai. Rangkaian ini sempat menginap bersama rangkaian KRL Kfw buatan INKA yang pada saat itu tidak lama lalu baru dikirim setelah pengiriman KRDE Kalingangsa Ekspres ke Divisi Regional 1 Aceh dan Sumatera Utara KAI untuk menjadi rangkaian sementara ARS.

Ujicoba pada rangkaian Tokyo Metro 6134F dengan 10 kereta di Depok Baru, 2013 (Mamuri Santiagyo, Youtube)

Setelah segala penyesuaian lintas, rangkaian ini mulai berdinas pada tanggal 19 Juli 2013 dengan formasi awal berikut dengan nomor Kemenhub teoretisnya:

Stamformasi asli 6134F dengan nomor Kemenhub teoretisnya.

Seperti rangkaian Tokyo Metro 6000 yang telah datang sebelumnya, akibat keterbatasan prasarana di Jabodetabek, maka rangkaian ini dioperasikan hanya dengan 8 kereta dengan melepas kereta 6734 dan 6834, sehingga formasinya menjadi sebagai berikut:

Stamformasi 6134F ketika beroperasi di Indonesia

Rangkaian 6134F yang mogok dan ditarik oleh KRD NR di Parung Panjang (Abdul Hamid Ridwan, Youtube)

Pada bulan Juli 2014, rangkaian ini cukup apes untuk mengalami mogok di Stasiun Maja dan karena gangguannya tidak dapat diatasi di tempat, maka rangkaian ini tidak dapat berjalan dengan tenaganya sendiri untuk pulang dan terpaksa ditarik pulang dengan KRD NR. Beruntung kerusakan pada rangkaian ini dapat diatasi sehingga rangkaian ini dapat berdinas kembali.

Setelah menjalani hidup selama dua tahun tanpa banyak insiden berarti, rangkaian ini masuk Balai Yasa Manggarai untuk menjalani Perawatan Akhir pada bulan Mei 2015. Ketika keluar, ternyata rangkaian ini membawa suatu kejutan:

Pada saat selesai proses PA dan berdinas kembali, rangkaian ini ternyata diberi angka penomoran pada nomor setnya bukan warna hitam seperti rangkaian yang umumnya menjalani PA di Balai Yasa Manggarai seperti 6125F dan 6127F kala itu, melainkan warna oranye seperti pada rangkaian 6115F, 6126F, dan 6123F ketika awal berdinas di Indonesia.

Ketika selesai PA, rangkaian ini pertama kali berdinas kembali pada tanggal 12 Juni 2015 sebagai KA 2189-2190 relasi Depok-Duri-Tangerang. Penulis sendiri mendapatkan kesempatan menaiki rangkaian ini pada keesokan harinya. Kebetulan pada hari itu juga terdengar kabar rangkaian ini mengalami kebakaran pada rodanya, akan tetapi ternyata kabar tersebut kurang akurat karena yang terjadi ternyata hanyalah percikan api akibat pengereman keras, dan tidak memengaruhi kemampuan operasional rangkaian ini.

Rangkaian 6134F stabiling di Tangerang pada saat baru berdinas kembali sejak menjalanai Perawatan Akhir perdananya.

Berbicara soal pengereman, rangkaian ini memiliki reputasi yang kurang mengenakkan di era 2015 karena menjadi salah satu rangkaian yang sempat ikut menggunakan blok rem metalik, dan di antara rangkaian-rangkaian KRL yang menggunakan blok rem metalik, suara berisik pengereman 6134F dengan blok rem metalik cukup dikenal sebagai yang paling parah berisiknya di antara yang lain. Untungnya semenjak beberapa waktu lalu, reputasi buruk tentang remnya yang berisik telah hilang.

Sesuai Peraturan Mentri nomor 54 tahun 2016, penomoran pada rangkaian 6134F ini diubah menjadi seperti ini:

Stamformasi 6134F dengan penomoran baru

Sayangnya, terdapat kesalahan pada penomoran ini karena semestinya penomoran tahun pembuatannya adalah 1988 (sehingga seharusnya melanjutkan penomoran dari rangkaian seri 05 buatan tahun 1988) dan bukan 1981 yang disamakan dengan KRL angkatan 5 (6123F, 6125F, 6126F, 6127F).

Memasuki era 2016 ketika KRL seri 6000 dari Tokyo Metro mulai berdatangan kembali, tiba-tiba saja muncul suasana yang berbeda. Dengan munculnya rangkaian berteknologi VVVF dengan interior yang sudah dimodernisasi termasuk sang nenek 6101F yang merupakan rangkaian operasional tertua, tentu saja ironi yang sempat ada di Jepang ketika rangkaian yang katanya muda tapi berteknologi tua harus berjalan bareng dengan rangkaian yang katanya setua nenek-nenek tapi teknologinya muda tercipta lagi.

Akan tetapi, di sisi lain, ironi ini menciptakan keadaan lintas yang jauh lebih berwarna karena perbedaan yang cukup jauh tersebut. Dan tentu saja, dengan tantangan yang semakin berat dengan waktu, semoga saja kedua rangkaian ini masih dapat dengan andal melayani penumpang dalam waktu lama ke depannya.

Referensi tambahan:
Wikipedia Jepang
KRFJ
Charles KKB

Railway Enthusiast Digest|Ikko Haidar Farozy

Lokomotif CC2061355 dan CC2061369 Beroperasi Kembali

Lokomotif CC2061355 di Stasiun Bandung, seusai perbaikan di Balai Yasa Yogyakarta (Foto: Bima Guspriyanto)

[25/12] - Lebih dari 2 tahun tertidur di dalam Balai Yasa Yogyakarta, 2 unit lokomotif CC206 generasi pertama yaitu CC2061355 dan CC2061369 akhirnya pulang ke dipo asalnya, dan berdinas kembali tidak lama setelahnya. Proses perbaikan pada dua lokomotif tersebut dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta, yang meliputi perbaikan mesin dan suku cadang yang lalu dilanjutkan dengan perbaikan badan lokomotif dan penggantian kabin yang rusak, hingga akhirnya pengecatan ulang.

Anjlokan KA Malabar 2014 (Poskota)

CC2061355 merupakan lokomotif milik Dipo Induk Bandung yang mengalami laka pada tanggal 4 April 2014 di antara Stasiun Cirahayu dan Cipeundeuy saat berdinas KA Malabar tujuan Malang Kotabaru, akibat longsornya jalur di titik tersebut. Lokomotif ini terperosok ke jurang bersama dengan 2 unit kereta eksekutif, yaitu K1 0 67 22 dan K1 0 67 27. Kejadian ini memakan korban jiwa dan perjalanan KA lintas selatan sempat dialihkan ke utara selama beberapa hari. Lokomotif ini sempat sulit untuk dievakuasi, karena sulitnya medan, dan kerusakan lokomotif yang tadinya tidak terlalu parah pun akhirnya bertambah parah karena sulitnya evakuasi. Namun, lokomotif ini beruntung karena masih dalam masa garansi dari General Electric, sedangkan 2 unit kereta eksekutif yang juga rusak harus diafkirkan karena kerusakannya.

CC2061369 berdinas KA BBM setelah perbaikan di Balai Yasa Yogyakarta (Foto: Hafidh Jakahadiyuda Prawira)

Sedangkan CC2061369 merupakan lokomotif milik Dipo Induk Yogyakarta yang mengalami laka di perlintasan dengan truk di daerah Ciledug, Cirebon, pada tahun yang sama. Saat itu, lokomotif ini sedang berdinas KA Bogowonto dari Jakarta tujuan Yogyakarta. Akibat dari kejadian ini, lokomotif CC2061369 terguling dan kereta pembangkit P 0 08 01 anjlok. Setelah evakuasi, P 0 08 01 dibawa ke Balai Yasa Tegal untuk perbaikan dan CC2061369 dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta. Kerusakan yang dialami lokomotif ini sebenarnya tidak terlalu parah, namun akibat dari tergulingnya lokomotif ini, komponen mesin mengalami kerusakan sehingga harus diganti.

Lokomotif CC2061369 saat terguling di Ciledug (RRI)

Selesai perbaikan, lokomotif CC2061355 dan CC2061369 langsung diujikan bersama dengan CC2061394 sebagai KLB Jenar Ekspres yang terdiri dari 6 kereta dan 3 lokomotif. Perbaikan kedua lokomotif ini memakan waktu lebih lama dari 2 lokomotif CC206 lain yang juga mengalami laka, yaitu CC2061368 dan CC2061397, yang hanya mengalami kerusakan pada bagian kabin saat mengalami laka di perlintasan saat berdinas sebagai KA Argo Bromo Anggrek dan KA Harina. Namun, berbeda dengan CC2061368 dan CC2061397, CC2061355 dan CC2061369 tidak lagi menggunakan tralis di kedua kabin lokomotif. Kemungkinan, kedua lokomotif ini sudah menggunakan polycarbonate solid sheet sebagai bahan kaca kabin, seperti pada mayoritas lokomotif CC201, CC203, dan CC204 yang sudah menjalani perawatan akhir di Balai Yasa Yogyakarta.

Lokomotif CC2061368, selesai perbaikan lebih dahulu dari CC2061355 dan CC2061369 dan masih menggunakan tralis

CC2061355 dikirimkan ke Bandung sebagai lokomotif traksi ganda KA Mutiara Selatan beberapa hari yang lalu, dan baru hari ini berdinas sebagai KLB Lokal Bandung Raya Tambahan. Sedangkan CC2061369 sudah berdinas KA angkutan BBM Rewulu-Madiun PP sejak beberapa hari yang lalu. Dengan kembali berdinasnya kedua lokomotif ini, maka tinggal CC2061313 (PLH Cilebut) dan CC2061323 (PLH Waruduwur) saja yang masih menjalani perbaikan di Balai Yasa Yogyakarta.

RED | MPSCLFJRN

Tokyo Metro 13000 Beroperasi di Jalur Hibiya Selama 3 Hari

Rangkaian Tokyo Metro 13000 di hari pertamanya berdinas
Toyokeizai

[24/12/16]. Rangkaian Tokyo Metro 13000 akhirnya menjalani debut pertamanya. Perjalanan perdana Tokyo Metro 13000 ini dilakukan pada hari Jumat (23/12) kemarin. Namun Tokyo Metro 13000 ini belum akan berdinas penuh, rangkaian hanya akan berdinas selama 3 hari, yakni mulai tanggal 23 Desember kemarin hingga 25 Desember besok. 

Pengoperasian sementara Tokyo Metro 13000 di Jalur Hibiya ini bisa dibilang memperlihatkan kepada masyarakat terutama para pecinta kereta api yang penasaran dengan rangkaian Tokyo Metro 13000 ini. Selain untuk diperlihatkan kepada publik, perjalanan perdana Tokyo Metro 13000 ini juga dilakukan untuk tes angkut penumpang pada rangkaian ini.

Ada hal yang unik pada perjalanan perdana kali ini. Di sejumlah space iklan seperti hanging paper, bingkai dinding, maupun pojok atap, terdapat poster tokoh animasi Doraemon yang berwarna silver.Pemilihan tokoh Doraemon dan warna silver dilakukan bukan tanpa alasan. Warna silver digunakan karena silver merupakan warna yang menjadi ciri khas bagi KRL-KRL Tokyo Metro yang beroperasi di Jalur 

Hibiya. Selain itu, pemilihan tokoh Doraemon merupakan simbol bagi perubahan yang saat ini tengah dilakukan oleh Tokyo Metro guna menyongsong hari esok. Sebelumnya pada 31 Agustus lalu, rangkaian Tokyo Metro 13000 diperlihatkan kepada awak media dan sejumlah pecinta kereta api di Dipo Senju yang berada di Jalur Hibiya. Rencananya rangkaian pertama dari Tokyo Metro 13000 ini akan beroperasi secara penuh pada musim semi 2017 mendatang.

baca juga: Rangkaian Tokyo Metro 13000 Pertama Diperlihatkan Kepada Publik

Poster Doraemon yang dipasang di slot hanging paper di Tokyo Metro 13000
Trafficnews

Dinasan perdana Tokyo Metro 13000 pun disambut antusias oleh para pecinta kereta api yang penasaran dengan rangkaian ini. Mereka datang dari penjuru Kota Tokyo dan berkumpul di Stasiun Minami-Senju demi melihat rangkaian ini dilangsir ke stasiun dan mulai berdinas. Tak lupa mereka mengabadikan detik-detik kedatangan kereta dari dipo serta keberangkatan kereta dari stasiun menggunakan handphone dan kamera yang mereka miliki.

Para pecinta kereta api saat mengabadikan kehadiran Tokyo Metro 13000
picture sent by: Fajar Eko Riyanto

Rangkaian pertama Tokyo Metro 13000 dikirim pada Juni lalu dari pabriknya, Kinki Sharyo, ke Dipo Senju. Rangkaian Tokyo Metro 13000 sendiri diproduksi untuk menggantikan operasional Tokyo Metro 03 yang sudah beroperasi sejak 1988. Tokyo Metro 13000 akan diproduksi sampai tahun 2020 mendatang.

RE Digest | Bayu Tri Sulistyo

Toyokeizai